Rabu, 21 Desember 2011

KUMPULAN PUISI PRIBADI


SLANTING


Ketika kokok ayam sahut terdengar
angan tertumpu pada duduk ku
lekat, meski tipis namun terakar
hati ini kehilangan mu

kapan tangan ini akan sampai
menggapai mu lagi
dalam canda
jiwa ini dingin terpana

Slanting. Sungguh..........
Malam itu, ... datang
Hingga jejakmu
kini  kukuh mencengkeram

Tuk menyapa, pada siapa
Tuk mengadu, raga tak mampu
Tuk membisu, jiwa tak gagu
Tuk melupa, angan tak lena

Ketika si raja mulai tertawa
Mengipaskan kehangatan buahkan kicau
Jejakmu kian lekat membelenggu
Kaburkan kicau dinginkan tawa sang raja

Kau bernyanyi di telinga
Kau menari di mata
Kau bercerita di kalbu
Kau membelai di tiap langkahku

dan nyanyian itu
dan tarian itu
dan cerita-cerita itu
dan belaian-belaian itu
kini mematri dalam rindu

Slanting,
I am losing you .............                                                                            10 Nop. 2008 


Jiwa Membatu


Batu menjadi tanah
tanah menjadi debu
debu dari tulang-belulang
tulang-belulang dari jiwa

Jiwa yang tak pernah
menjadi tanah
Jiwa yang tak berlaku
menjadi debu

Debu tersapu jiwa
Jiwa yang tetap menjadi batu
Batu sekeras baja
Membaja menghardik jiwa-jiwamu

Jiwa-jiwamu jangan menjadi tanah
Jiwa-jiwamu jangan menjadi debu
Menjadi batu yang membaja
Baja yang membara di Nusantaramu

Negerimu rindu jiwa membaja
Negerimu rindu baja membara
Negerimu rindu bara para satria
Agar tulang-belulang itu tak sia-sia
10 Nop. 2008
                                                                                                                                    22.42.....

SLANTING II

Setitik embun, sejuk hadir
Menerpa dada lembut mendesir
Lelah kunanti, aku kian lelah
Lalu saat pun hadir,
meski sekilas kudengar

SLANTING ........
I ......

                                                                                                                                 22.17.....

MADU-MADU PEMILU

Hingga kumbang kencangkan sengatnya
Menghardik dengan orasi membahana
Meradang kala angin panas menerpa
Demi setelaga madu dalam angannya

Hingga para pendeta tinggalkan kuil
Menengadah bukan berdo’a
Bersujud bukan ikhlas hilangkan batil
Demi setelaga madu dalam angannya

Hingga kurcaci pun bak raksasa
Meski rapuh tebarkan perkasa
Silangkan garda selayak panglima
Demi setelaga madu dalam angannya

Hingga Qorun pun bangkit dari singgasana
Tebarkan kembang gula pada si kecil
agar terpungut teriakan tanda terima kasihnya yang mungil
Demi setelaga madu dalam angannya

Negeri ini janjikan madu
Dengan audisi tuk jadi abdi
Hingga bangga menjadi abdi
Demi setelaga madu dalam angannya

Mungkin ibu kini menangis dalam kecewanya
menatap angkuh anak-anaknya
saling berebut racun dan menenggaknya
hingga pucat wajah-wajahnya
 

                                                          Pupung, 17 Nop. 2008
                                                             23.31......

MADU-MADU PEMILU

Kumbang tak lagi milik sang ratu
Pendeta pun jauh tinggalkan kuil
Kurcaci tak ingat lagi dirinya kerdil
Qorun kian tenggelam dengan pundi-pundi yang membatu 

Saat nurani rindukan jati diri
Semua menoleh ke arah kiri
Termakan karma lencana abdi
Lalu terbunuh oleh setelaga madu dalam tangannya
Pupung, 18 Nop. 2008
                                                                                  00.16 ......

Mutiaraku Tak Beda


Bagai mahkota aku punya kebanggaan …
Bagai berpusaka aku punya kekuatan …
Bagai burung aku bersangkar emas …
Bagai musafir aku bebas …
Karena di dada bersemayam mutiara

Tertanam lekat mengiring langkah
Berkilau … mereka tak kan punya
Aku bangga dengan mutiaraku
Kunyanyikan pada tiap insan akan indahnya …
Meski ragu, decak mereka merekah

Kian saat kian ku kagum dalam bangga
Hingga sombongkah hati, mutiaraku terindah
Mereka tak kan punya
Meski mereka ragu, karana mutiara adalah sama
Mutiaraku beda!
Mutiaraku beda!

Namun kini jiwa tertunduk saat kata masih bersuara
Mutiaraku beda …
Terlanjur menggunung banggaku ada
Akan mutiaraku yang beda
Dan jiwa semakin tertunduk kecewa
Sebab mutiaraku tak beda!
Mutiaraku tak beda!
Mutiaraku tak beda …


                                                         PuPuNg, Jum’at, 9 Jan. ‘09
                                                                                               0.09 ……………………..

Bohong (?)


Bohong! Kalau dia sayang kamu!
Bohong! Kalau dia butuh kahadiranmu!
Bohong! Kalau dia tak bohong!
              Walau
Kalbumu tak bisa bohong,
Kalau kau merindukannya
              Lalu
Tertunduk pandangi kalbu sendiri … Malu …
              Bo ho ng!


                                                       Kamis, 27 Januari 2009
                                                       Sore ………..

 
Kembali

Aku mengerti
Aku pun paham
Yang ku alami ini
Aku mengerti
Yah …

Gelap silam terselimut masa
Lama sekali terkubur dalam dada

Jauh dan dalam
Tlah kusadari
Ini akan terjadi
Salahkah….

Tapi ini garis Illahi
kan …..???
aku
telah mengerti !!!!
ah ….!

Ku
yakin bakal ada
namun
aku knapa …
merasa tak percaya
kusangka indah
terasa berat juga

knapa harus
dik
kok kamu
dik
aku termangu
ah … !!!

jalan telah jauh
ku lewati
berkali ranjau telah
ku jinakkan
knapa di sini
aku terjerat
begitu kuat

a
a
a
a
a
h
h
h
h
h
                                                  PuPuNg,
                                                                selasa, 13 Jan. ‘09
                                                      00.56 …….


Togaku

Ombak bergandengan berjingkrak, merangkak
Lalu sembunyi
Awan menempuh jarak, bergerak, berarak
Lalu terkulai

Aku masih di sini …

Ketika ikan naik bagan
 tersenyum bibir nelayan
Lalu terlelang
Ketika pandangan menembus mentari ke balik awan
Lalu petang

Aku masih di sini …

Terguncang dalam sampan kecil di punggung ombak
Yang menggulung mandikan raga hingga terjongkok
basahi jiwa agar mantap menatap tegap hari esok
tuk teteskan embun pada kucup-kuncup agar harum semerbak

Aku masih di sini …

Terseok punguti

Termangu menatap pantai seberang dalam sesak
Sedang togaku ada melambai dari pantai di balik ombak
Berdiri angkuh menantang asa agar berontak

Aku masih di sini …
                                                                         Pupung 2009

Kamis, 08 Desember 2011

CARA MEMBOBOL PASSWORD WINDOWS

Membobol Password Log on Windows XP

Sebenarnya, untuk membobol password log on pada Windows XP tidak diperlukan software khusus. Ada cara yang sangat sederhana untuk melakukannya. Kita hanya pelu melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
  • Hidupkan komputer.
  • Jika sudah, tekan F8. Maka akan masuk ke mode select. pilih safe mode, lalu tunggu beberapa saat.
  • Tekan Ctrl + Alt + Del Maka akan muncul form Log on dan Password.
  • Isi log on dengan Administrator dan masukkan password semau anda.
  • Jika telah melakukan hal di atas, restart kembali komputer anda.
  • Pilihlah start in normaly windows.
  • Tekan kembali Ctrl + Alt + Del .
  • Ketikkan nama logonnya Administrator terus password yang baru anda ubah tadi.
Kalaucara diatas masih kurang manjur, masih ada cara cadangan:
  • Hidupkan komputer, lalu masuk ke safe mode (tekan F8 saat booting),
  • Masuk ke System dengan akun yang tidak terpassword, bisa Guest atau akun lain,
  • Klik Start – Control Panel – Account Setting,
  • Pilih account Administrator, maka anda akan melihat pilihan Remove Password …
  • Silakan dilanjutkan
Demikian. Semoga berguna dan bermanfaat.